Oleh: Verry Aria Firmansyah (Owner Kencana Quail Farm, Wakil Direktur Institut Kemandirian – Dompet Dhuafa)
Manajemen resiko merupakan salah
satu elemen penting dalam menjalankan bisnis atau usaha tidak terkecuali usaha
budidaya puyuh. Semakin berkembangnya dunia usaha serta meningkatnya
kompleksitas aktivitas usaha mengakibatkan meningkatnya tingkat resiko yang
dihadapi usaha kita. Sasaran utama dari implementasi manajemen resiko adalah
melindungi usaha kita terhadap kerugian yang mungkin timbul. Institusi usaha
mengelola resiko dengan menyeimbangkan antara strategi bisnis dengan
pengelolaan resikonya sehingga perusahaan akan mendapatkan hasil optimal dari
operasionalnya.
Menjadi wirausahawan, kadang orang
berpikir senang dan keberhasilannya saja. Keuntungan dan pundi-pundi rupiah
yang ada dalam benak kita. Namun, ada juga sebagian kalangan berpikirnya susah
saja, akhirnya tak pernah “take action”
wirausaha hanya sekedar angan2 saja. Bagi seorang wirausahawan mengalami kepala
cenat-cenut, kepikiran ini dan itu baik gaji karyawan, keluhan pelanggan, omset
yang menurun, dan masalah lainnya itu sudah biasa. Bahkan saat karyawan sudah
pulang kerja, sang bos masih sibuk berpikir ini dan itu serta melaksanakan
evaluasi berbagai hal.
Itulah resiko dalam berwirausaha. Resiko
merupakan sesuatu yang pasti akan terjadi ketika kita melakukan suatu tindakan.
Resiko adalah berbagai kemungkinan yang terjadi pada periode tertentu. Resiko
sering dikaitkan dengan kerugian. Jadi resiko adalah ketidakpastian yang
mungkin melahirkan kerugian atau peluang terjadi sesuatu yang buruk pada bisnis
kita. Begitupun dalam usaha budidaya puyuh, baik penetasan, pembesaran,
pedaging maupun petelur. Karena sejatinya dalam berwirausaha itu kerugian
adalah suatu kepastian. Sedangkan keberhasilan adalah sesuatu yang harus
sungguh-sungguh diperjuangkan dan butuh proses. Sehingga, segala sesuatunya
harus diperhitungkan masak-masak dan dikerjakan dengan tekun, teliti dan penuh
dedikasi. Jika tak mau mengalami kerugian tentunya.
Kita harus bisa menemukan potensi kerugian
yang mungkin terjadi dan mencari cara untuk menangani resiko tersebut. Dunia usaha
puyuh pun tak luput dari ketidakpastian. Ketidakpastian dalam dunia usaha akan
menyebabkan terjadinya resiko usaha. Ketika kita merencanakan untuk penetrasi
pasar dengan menggencarkan promosi produknya. Harapannya penjualan telur puyuh
dapat meningkat. Dengan analisis yang mendalam diperkirakan penjualan setelah
adanya promosi besar-besaran tersebut dapat meningkat sebanyak 30%. Tetapi
kenyataanya penjualan hanya dapat meningkat 12%. Ini merupakan salah satu
bentuk resiko yang terjadi dalam dunia bisnis. Resiko dalam bisnis tidak bisa
diabaikan begitu saja. Perusahaan perlu menganalisis kemungkinan potensi kerugian
dalam bisnisnya tersebut, kemudian mengevaluasi dan mencari cara untuk
menanggulanginya. Dengan demikian diharapkan bisnis yang dijalankan dapat meraih
keuntungan sesuai yang diharapkan dan terus kontinyu.
Setiap organisasi perusahaan selalu
menanggung resiko. Resiko, bisnis, kecelakaan kerja, bencana alam, perampokan,
dan pencurian, kebangkrutan adalah beberapa contoh dari resiko yang lazim
terjadi di berbagai perusahaan. Terutama perusahaan yang tidak melakukan
tindakan apa-apa, bahkan tindakan preventif pun tidak dilakukan. Perusahaan ini
tidak melakukan tindakan untuk pencegahan resiko yang akan timbul nantinya.
Resiko merupakan sesuatu yang pasti
akan terjadi ketika kita melakukan suatu tindakan.Manajemen resiko merupakan
salah satu elemen penting dalam menjalankan bisnis atau usaha tidak terkecuali
usaha budidaya puyuh. Tujuan dari penerapan manajemen resiko ini adalah untuk melindungi usaha kita terhadap kerugian yang
mungkin timbul akibat berbagai macam potensi resiko yang bisa saja terjadi
suatu waktu. Manajemen resiko, menyeimbangkan antara strategi bisnis dengan pengelolaan
resikonya sehingga perusahaan akan mendapatkan hasil optimal dari
operasionalnya serta dapat mereduksi kemungkinan – kemungkinan resiko yang akan
terjadi.
Potensi resiko dalam usaha budidaya puyuh sangatlah banyak,
diantaranya : ketersediaan & harga
pakan (starter,
grower, layer), menurunnya
produktivitas, telur (waktu dan durasi produksi), ketersediaan bibit, perubahan cuaca & iklim, virus, bakteri dan penyakit pada puyuh, biosekuriti sebagai
pencegahan segala jenis penyakit, dampak terhadap masyarakat, pembatalan pesanan, siap
berhadapan dengan industri besar & pesaing jawa, mitra (suplier
& konsumen) yang tidak jujur, tidak mencapai target penjualan, modal yang
kurang, fluktuasi harga jual, miss
management dan masalah ketenagakerjaan, dampak terhadap lingkungan.
Masing-masing dari potensi resiko ini
perlu diantisipasi dengan manajemen resiko. Diperlukan inovasi, kreativitas dan
analisa tajam untuk dapat membuat strategi bisnis dalam mengantisipasi berbagai
potensi resiko tersebut. Tidak ada masalah yang tidak ada jalan keluarnya,
selalu optimis dan yakin bahwa jalan keluar pasti ada.
Insya Alloh pembahasan dari masing-masing poin ini akan dibahas di tulisan selanjutnya.
Salam,
Verry Aria Firmansyah
________________________________Terima Kasih_______________________________________
Tidak ada komentar:
Posting Komentar