CARA SEDERHANA MEMBASMI VIRUS FLU BURUNG DENGAN PEMUTIH PAKAIAN
Sejak awal kemunculannya di tahun 2003, penyakit Flu Burung telah banyak menimbulkan kerugian bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Penyakit yang disebabkan oleh virus Influenza tipe A dengan subtipe H5N1 ini mampu membunuh unggas yang terinfeksi dalam waktu singkat, serta diduga mampu menimbulkan infeksi pada manusia.
Pemberitaan media yang menerangkan mengenai kemungkinan terjadinya penularan ke manusia, serta banyaknya korban suspect infeksi Flu Burung di berbagai rumah sakit referensi, menimbulkan keresahan bagi masyarakat luas terutama bagi para pekerja yang berhubungan dengan sektor peternakan unggas.
Diketahui telah terjadi beberapa gelombang wabah virus influenza tipe A di Indonesia, yaitu serangan virus H5N1 pada ayam, H1N1 pada babi (yang kemudian diganti penamaan nya oleh WHO sebagai Flu Meksiko tipe A), H5N1 (clade 2.3.2) pada bebek, dan H7N1 pada burung hias. Seluruh virus influenza tersebut memiliki kesamaan yaitu :
Termasuk dalam influenza tipe A
Memiliki protein H (hemaglutinasi) dan N (neuraminidase) sebagai protein luar
Memiliki amplop (selubung luar yang menutupi struktur utama virus) berupa lipoprotein (lemak dan protein)
Virus adalah mikroorganisme yang unik, karena tidak mampu hidup dan ber reproduksi secara mandiri seperti mahluk hidup yang lain.
Virus influenza tipe A sama seperti virus pada umumnya yang memerlukan sel mahluk hidup agar dia mampu ber replikasi (memperbanyak diri), oleh karena itu mereka memerlukan sel-sel saluran respirasi atas yang sesuai dengan reseptor permukaan virus.
Meskipun demikian virus influenza ini juga memiliki kemampuan untuk bertahan hidup selama beberapa saat di lingkungan luar sebelum menginfeksi mahluk hidup, umumnya material virus influenza tipe A ini, terdapat dalam jumlah banyak di lapisan tanah, kotoran ayam, atau tempat-tempat yang lembab dan tidak terekspos secara langsung oleh sinar matahari.
Kemungkinan penularan virus dapat terjadi lewat kontak langsung dengan unggas yang telah terinfeksi melalui lendir, droplet, konjungtiva, dan kotoran/feses. Penularan tidak langsung dapat terjadi melalui udara, debu, tanah, atau peralatan kandang yang telah terkontaminasi virus.
Salah satu usaha strategi nasional dalam pencegahan dan pengendalian penyakit flu burung di Indonesia adalah dengan memutus mata rantai penyebaran virus sedini mungkin serta melakukan tindakan pengendalian pada daerah yang terjangkit melalui program biosecurity.
Desinfeksi, yaitu proses yang ditujukan untuk mematikan organisme yang berbahaya merupakan hal penting yang harus dilakukan dalam sebuah program biosecurity.
Untuk membunuh virus diperlukan agen desinfektan dengan kemampuan virusidal (membunuh virus) yang efektif, dengan lama waktu kontak dan konsentrasi desinfektan sebagai parameter.
Viru flu burung sangat peka terhadap desinfektan berbahan aktif fenol, klorin, etanol, aldehid, ammonium kuartener, dan iodin. Klorin dalam bentuk cairan disebut sebagai sodium hipoklorit, yaitu senyawa aktif yang terdapat di dalam produk pemutih pakaian komersial dengan konsentrasi antara 5-15%.
Produk pemutih pakaian ini banyak dijual di pasar umum serta sangat mudah di beli oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Kemasan terkecil dari produk-produk pemutih pakaian ini adalah dalam bentuk sachet 35 ml seharga Rp. 500,- dan tersedia di hampir semua warung-warung kecil di seluruh wilayah di Indonesia.
Pada tahun 2013 telah dilakukan penelitian antara BBALITVET dengan Universitas Pancasila mengenai efektifitas virusidal penggunaan sodium hipoklorit. Penelitian ini adalah bagian dari skripsi Nabila Alif Malinda Juki, S.Farm dan Ratna Widianingsih, S.Farm, dengan dosen pembimbing Dr. Dian Ratih L, M. Biomed, Apt. dari fakultas farmasi, dan Drh. Moh Indro Cahyono dari laboratorium virology BBALITVET sebagai peneliti pembimbing.
Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi kepada masyarakat umum mengenai cara pencegahan dan penanggulangan virus Flu Burung yang mudah serta ekonomis dengan pengaruh yang signifikan terhadap virus penyebab penyakit Flu Burung (H5N1) di Indonesia.
Virus yang digunakan dalam penelitian sederhana ini adalah virus lapang yang telah di isolasi dari daerah wabah di Jawa Barat pada tahun 2013. Virus Flu Burung di pertemukan dengan produk pemutih pakaian yang mengandung Sodium Hipokolrit komersil, serta diencerkan sesuai dengan saran takaran pada petunjuk kemasan dengan tujuan untuk mempermudah pemahaman penggunaan desinfektan di lapangan.
Pemutih pakaian dengan konsentrasi Sodium Hipoklorit 4,2 % diencerkan menggunakan air aquadestilata dengan perbandingan 1:10 sehingga mencapai konsentrasi 0,42%.
Langkah berikutnya adalah mencampur desinfektan dengan virus Flu Burung dengan waktu kontak selama 3, 5, dan 10 menit.
Virus yang telah mengalami kontak dengan desinfektan kemudian disentrifugasi serta difilter dengan filter ukuran 0,25 mikron untuk memisahkan partikel desinfektan dengan virus, dan disuntikkan ke telur berembrio berumur 9 hari serta dilakukan pengamatan selama 5 hari. Sebagai tambahan, protokol pengujian efek virusidal desinfektan ini merupakan protokol pertama di Indonesia yang ditemukan oleh Drh. Didik Tulus Subekti, M.si, Drh. Harimurti Nuradji, PhD., dan Drh. Moh Indro Cahyono sebagai peneliti di BBALITVET.
Telur berembrio yang disuntik dengan virus Flu Burung telah mengalami kontak selama 3,5, dan 10 menit tetap hidup selama masa inkubasi 5 hari, sedangkan telur berembrio yang disuntik virus Flu Burung tanpa desinfektan semuanya mati dalam waktu 24-72 jam.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Sodium Hipoklorit dari produk pemutih pakaian mampu membunuh virus Flu Burung dalam waktu 3 dengan pengenceran 1:10 menggunakan air.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa virus Flu Burung yang termasuk virus influenza tipe A, apapun subtype nya baik H5N1, H1N1, ataupun H7N1 selama masih memiliki amplop LipoProtein mampu dibunuh dan dibasmi menggunakan produk pemutih pakaian komersil, yang mudah dan diperoleh dengan harga murah, serta penggunaan yang sederhana.
Informasi mengenai aplikasi desinfektan komersil ini dapat dengan mudah diterapkan di masyarakat untuk desinfeksi lantai, dinding, penyemprotan spray pada kandang ayam maupun pada lokasi-lokasi wabah Flu Burung di seluruh tempat di Indonesia.
Kesadaran masyarakat akan kemampuan mandiri dalam membunuh virus Flu Burung akan sangat membantu pemerintah Indonesia dalam program pemberantasan flu Burung di Indonesia serta melindungi peternak unggas dari kerugian akibat kematian ribuan ternak unggas dan juga mampu menghindari terjadinya korban suspect Flu Burung pada manusia yang selama ini telah menimbulkan kepanikan di masyarakat. Terima kasih, semoga bermanfaat
Oleh Drh. Moh Indro Cahyono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar