BAB II
Berikut ini adalah resiko usaha yang
mungkin terjadi dalam usaha budidaya puyuh disertai dengan antisipasinya.
1
2
2.1
Ketersediaan & Harga Pakan
(Starter, Grower, Layer)
Budidaya Puyuh sangat dipengaruhi
oleh kualitas pakan yang baik dan kuantitas pakan yang mencukupi. Apabila
ketersediaan pakan ini kurang apalagi kosong maka usaha budidaya puyuh tidak
lagi menarik dan tidak lagi prospektif. Peternak puyuh akan memiliki
kebergantungan yang tinggi terhadap pakan. Saat ini pabrik pakan puyuh yang
terpercaya dan paling banyak digunakan di daerah Jabodetabek, Jawa Barat dan
Banten ialah PT. Shinta Prima FeedMill dengan merk pakan SP-2 dan SP-22nya dan PT Global dengan PY-3
nya. Namun
bagaimana jika pabrik ini berhenti produksi. Atau harganya melambung tinggi
sehingga tidak menutup biaya produksi? Untuk itu dengan kemampuan yang ada,
peternak termasuk saya harus mulai memikirkan memproduksi pakan sendiri.
Dimulai dengan bermitra dengan peternak ayam petelur yang sudah memiliki
suplier bahan baku pakan dan infrastruktur penggilingan pakan, kami mencoba
membuat pakan alternatif sendiri dengan racikan try & error namun semakin lama hasilnya semakin menggembirakan.
Jumlah produktivitas telur puyuh pun tidak jauh berbeda dengan menggunakan
pakan merk terkenal.
Saat ini kami juga bekerjasama
dengan suplier pakan tradisional (bukan pabrikan) untuk meracik pakan puyuh
berkualitas racikan sendiri. Kedepannya sedikit demi sedikit kami harus
berinvestasi untuk membili infrastruktur penggilingan pakan dan menguasai
suplier bahan baku pakan. Namun, dilihat lagi dari sisi efisiensi, efektifitas
dan sisi ekonomisnya.
2.2
Menurunnya Produktivitas Telur (Waktu dan
Durasi Produksi)
Usaha budidaya puyuh, khususnya
puyuh petelur disebut untung (mendapatkan laba) jika pendapatan dari penjualan
telur lebih besar dari biaya produksi (dengan harga pakan sebagai variabel
dominannya). Untuk itu produktivitas telur harus bagus. Tidak boleh
produktivitas rendah. Sebagian peternak menyembelih atau mengafkir puyuh mereka
walaupun masih muda jika produktivitas puyuhnya rendah (< 60%). Hal ini
menyiasati keuntungan yang semakin menipis. Idealnya puyuh memiliki produktivitas
maksimal di usia 4-5 bulan dengan tingkat produktivitas mencapai 95%. Dan
semakin berkurang hingga afkir di usia 18 bulan. Namun, beberapa peternak
mengafkir puyuhnya di usia 12-13 bulan. Untuk menjaga produktivitas puyuh ini
perlu manajemen pakan dan manajemen kandang yang benar. Asupan gizi dan vitamin
yang cukup, puyuh pun tidak boleh dikawinkan alias khusus petelur. Beberapa
peternak mengatakan vaksinasi berpengaruh terhadap durasi produktivitas puyuh.
Dimana jika menggunakan vaksin maka masa produktivitas puyuh hanya efektif
selama 12 bulan bahkan kurang dari itu jika produktivitas puyuh diporsir
menggunakan stimulant. Beberapa peternak mulai mencoba herbal. Penulis sendiri
memiliki resep probiotik khusus. Dengan bahan baku sebagai berikut.
BAHAN
:
|
CARA
PEMBUATAN :
|
1.
Kunir 10 kg
2. Temulawak 4 kg
3. Daun sirih 3 kg
4. Brotowali 3 kg
5. Daun mindi 2 kg
6. Daun enceng gondok 2 kg
7. Daun kacang tanah 2 kg
8. Azolla 2 kg
9. Daun kedelei 2 kg
10. Buah pisang 2kg
11. Semangka 2 kg
12. Melon 2 kg
13. Nanas 2 kg
14. Tape 1 kg
15. Nangka 2 kg
16. Daun Teresede 2 kg
17. Rumput laut segar 2 kg
18. Rumput Sargasum 2 kg
19. Bunga kenanga 0,5 kg
20. Akar tanaman kacang tanah 2kg
21. Akar kacang kedelei 2 kg
22. Akar Enceng gondok 2 kg
23. Umbi ketela rambat warna merah 2 kg
24. Susu sapi segar 3 liter
25. Yakult 20 botol
26. Rumen sapi 1 kg
27. Madu 0,5 liter
28. Getah Papain 0,5 kg
29. Ikan segar 5 kg
30. Ragi tape 5 bungkus
31. New Probiotik Stater ( NPS ) 5 liter
32. Air kelapa 300 liter
33. Air segar 600 liter
34. Gula jawa 7 -10 kg
35. Molasses 5 liter
|
1.
Kunir, temulawak peras dengan 75 liter air
2. Brotowali dan daun sirih masak dengan 75 liter air
3. Semua daun daunan lembutkan/blender beri air 50 liter + gula jawa 0,5 kg
peram 2 minggu
4. Semua buah buahan blender beri air 50 liter + gula jawa 0,5 kg
5. Semua bunga bungaan lembutkan beri air 10 liter + gula jawa 0,2 kg
6. Semua rumput rumputan lembutkan beri air 10 liter + guka 0,2 kg
7. Semua akar akaran lembutkan beri air 15 liter + gula 0,3 kg
8. Umbi lembutkan beri air 5 liter + gula 0,1 kg
9. Rumen beri air 2 liter gula 0,2 kg
10. Susu segar+yakult campur peram 2 minggu
11. Ikan segar di kukus/di tim 45 menit di hitung dari air mendidih lalu
lembutkan beri air 20 liter +gula 1 kg + ragi tape 1 bungkus
12. Semua keterangan di atas di buat dan di peram pada tempat yang terpisah
tidak boleh di campur, lama peram semua sama 2 minggu.
LANGKAH KEDUA :
1. Masukan sari air kunir, temulawak,daun sirih dan brotowali pada digester
2. Semua bahan yang di peram dip eras di saring masukan digester
3. Lalu masukan ragi, NPS, air kelapa, sisa air segar, gula dan molasses
fermentasi selama 21 hari, tiap 3 hari sekali di aduk aduk sehari 3 kali,
tunggu hingga jadi.
|
2.3
Ketersediaan Bibit
Salah satu faktor penting lainnya dalam usaha budidaya puyuh ialah faktor
ketersediaan bibit. Bibit yang baik selain ia memiliki kualitas produksi yang
bagus, juga sudah auto colour sexing atau dapat dibedakan antara jantan dan
betinanya sejak ia lahir atau DOQ (Day Old Quail). Kita tidak boleh hanya
bergantung dengan bibit dari perusahaan ataupub bibit dari peternak lain. Untuk
itu kita harus bisa memproduksi sendiri bibit puyuh berkualitas ini. Bisa
dibayangkan puyuh kita sudah afkir dan tidak berproduksi dan kita tidak punya
bibit untuk regenerasi, sementara produsen bibit di tempat lain mahal atau
stocknya kura maka usaha puyuh kita akan mengalami goncangan yang dahsyat.
Untuk puyuh yang kami kembangkan ialah puyuh jepang
(coturnix japonica) yg biasa di ternakkan di Indonesia, warna bulunya terpaut
dengan gen kelamin (sex linked genes). Untuk mendapatkan puyuh unggul dan sudah
dapat menghasilkan auto colour sexing maka dalam persilangan puyuh tidak boleh
terjadi perkawinan sedarah dan harus tepat persilangannya seperti dibawah ini:
Sumber : Pak Slamet Wuryadi (Slamet Quail Farm)
Jadi warna bulu hitam itu tipe wildtype (dominan) dan warna coklat itu tipe resesif, dengan
persilangan Parent Stock antara puyuh
jantan warna coklat dan puyuh betina warna hitam, maka nantinya gen warna
coklat nya "jatuh" pada kromosom W. Bibit yang dipilih dalam setiap
persilangan ialah bibit yang paling produktif. Usahakan bibit betinanya yang
kecil-kecil, bukan yang besar. Namun, untuk pejantan pilih yang besar badannya.
Hal ini dikarenakan puyuh yang kecil mengkonsumsi pakan yang lebih sedikit.
Kemudian untuk menjamin perkawinan tidak sedarah saat grand parent stock maka
pilihlah pasangan bibit dari luar peternakan kita. Agar puyuh tersebut unggul
dan terhindar dari kemunculan gen resesif yang jelek.
Mari kita lihat punnet square penurunan sifat nya..
ZZ adalah kromosom jantan
ZW adalah kromosom betina
H adalah alel gen warna bulu hitam (Dominan)
c adlh alel gen warna bulu coklat (Resesif)
Sumber : Bapak Puyuh Jepang (FB)
Dari tabel diatas, kita lihat ada dua kotak ZcW dan
dua kotak ZHZc. itu artinya kita mendapatkan 50% keturunan anak betina berwarna
coklat dan 50% anakan jantan berwarna hitam tapi menyimpan juga warna coklat di
dalam gen nya (tertutupi oleh warna hitam, krn warna hitam lebih dominan)
2.4
Perubahan Cuaca & Iklim
Tidak dapat dipungkiri, puyuh juga
rentan terhadap perubahan cuaca dan iklim. Untuk itu rumah kandang dipersiapkan
agar dapat menyesuaikan dengan segala kondisi dan cuaca. Saat hujan, puyuh
tidak kedinginan. Dan ketika panas, puyuh tidak kepanasan. Hal ini akan
mempengaruhi kerentanan dan daya tahan puyuh serta produktivitas telur yang
dihasilkan. Kandang yang baik harus memiliki pencahayaan yang cukup, dapat
meredam suara saat hujan, tidak terlalu lembab, bebas dari hama.
2.5
Virus, Bakteri dan Penyakit Pada Puyuh
Seperti unggas lainnya, puyuh juga
amat rentan terhadap penyakit. Untuk itu pencegahan lebih diutamakan
dibandingkan menyembuhkan. Apalagi jika terkena virus mematikan yang dapat
dengan sekejap membunuh ribuan puyuh di kandang kita tanpa tersisa satu pun. Berikut
ini beberapa jenis penyakit puyuh dan pencegahannya :
2.5.1
Radang usus (Quail enteritis)
Penyebab: bakteri anerobik yang
membentuk spora dan menyerang usus, sehingga timbul peradangan pada usus.
Gejala: puyuh tampak lesu, mata tertutup, bulu kelihatan
kusam, kotoran berak yang membentuk spora dan menyerang usus, sehingga timbul
peradangan pada usus.
Pengendalian: memperbaiki tata laksana pemeliharaan,
serta memisahkan burung puyuh yang sehat dari yang terinfeksi.
2.5.2
Tetelo (NCD/New Casstle Diseae)
Gejala: puyuh sulit bernafas, batuk-batuk, bersin,
timbul bunyi ngorok, lesu, mata ngantuk, kadang berdarah, tinja encer kehijauan
yang spesifik adanya gejala “tortikolis”yaitu kepala memutar-mutar tidak
menentu dan lumpuh.
Pengendalian: (1) menjaga kebersihan
lingkungan dan peralatan yang tercemar virus, binatang vektor penyakit tetelo,
puyuh yang mati segera dibakar/dibuang; (2) pisahkan puyuh yang sakit, mencegah
tamu masuk areal peternakan tanpa baju yang mensucihamakan/ steril serta
melakukan vaksinasi NCD. Sampai sekarang belum ada obatnya.
2.5.3
Berak putih/kapur (Pullorum)
Penyebab: Kuman Salmonella pullorum dan merupakan
penyakit menular.
Gejala: kotoran berwarna putih, nafsu makan hilang,
sesak nafas, bulu-bulu mengerut dan sayap lemah menggantung.
Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit
tetelo.
2.5.4
Berak darah (Coccidiosis)
Gejala: tinja berdarah dan mencret, nafsu makan
kurang, sayap terkulasi, bulu kusam, menggigil kedinginan.
Pengendalian: (1) menjaga kebersihan lingkungan,
menjaga litter tetap kering; (2) dengan tetra chlorine capsule diberikan
melalui mulut; noxal, trisula zuco tablet dilarutkan dalam air minum atau
sulfaqui moxaline, amprolium, cxaldayocox.
2.5.5
Cacar Unggas (Fowl Pox)
Penyebab: Poxvirus, menyerang bangsa unggas dari semua
umur dan jenis kelamin.
Gejala: timbul keropeng-keropeng pada kulit yang tidak
berbulu, seperti pial, kaki, mulut dan farink yang apabila dilepaskan akan
mengeluarkan darah. Pengendalian: vaksin dipteria dan mengisolasi kandang atau
puyuh yang terinfeksi.
2.5.6
Quail Bronchitis
Penyebab: Quail bronchitis virus (adenovirus) yang
bersifat sangat menular.
Gejala: puyuh kelihatan lesu, bulu kusam, gemetar,
sulit bernafas, batuk dan bersin, mata dan hidung kadang-kadang mengeluarkan
lendir serta kadangkala kepala dan leher agak terpuntir.
Pengendalian: pemberian pakan yang bergizi dengan
sanitasi yang memadai.
2.5.7
Aspergillosis
Penyebab: cendawan
Aspergillus fumigatus.
Gejala: Puyuh
mengalami gangguan pernafasan, pada mata terbentuk lapisan putih menyerupai
keju, mengantuk, nafsu makan berkurang.
Pengendalian:
memperbaiki sanitasi kandang dan lingkungan sekitarnya.
2.5.8
Cacingan
Penyebab: sanitasi
yang buruk.
Gejala: puyuh
tampak kurus, lesu dan lemah.
Pengendalian:
menjaga kebersihan kandang dan pemberian pakan yang terjaga kebersihannya.
2.5.9
Snot/Coryza
Snot/coryza adalah penyakit yang
menyerang mata. Puyuh yang terserang matanya menjadi bengkak berlendir dan
berwarna merah. Penyakit ini adalah penyakit utama puyuh yang dengan cepat
menular. Karena sulit diobati, sebaiknya dilakukan pencegahan dengan
menggunakan vaksin CRD/Coryza aktif atau in aktif. Jika beberapa puyuh
kedapatan terjangkit penyakit tersebut, sebaiknya segera dibuang, walaupun
sebernarnya masih bisa diobati dengan suntikan intensif tetapi mahal.
2.6
Biosekuriti Sebagai
Pencegahan Segala Jenis Penyakit
Biosekuriti adalah serangkaian tindakan untuk mencegah masuknya penyakit
kedalam lingkungan peternakan. Tindakan yang biasa dilakukan antara lain:
2.6.1
Sanitasi kandang
Agar tak
terjadi bom gas amonia, feses puyuh harus sering dikeluarkan dari kandang,
minimal 2 hari sekali. Kadar amonia yang tinggi menyebabkan puyuh mudah terkena
penyakit saluran pernapasan dan radang pada mata. selain itu kandang yang kotor
mudah mengundang berbagai penyakit. Lantai kandangpun harus diusahakan kering,
tidak lembab dan terjaga kebersihanya.
2.6.2
Desinfeksi
Penyemprotan
kandang dengan caira desinfektan/anti kuman dilakukan secara rutin sekali
sebulan. Sangkar juga disemprot seminggu 1/2 kali. Terlebih kagi jika ditemukan
ad puyuh yang terkena penyakit atau disekitar terjadi wabah penyakit. Orang
yang masuk lokasi kandang harus disemprot juga dan kakinya dicelup ke dalam bak
kecil yang telah diberi desinfektan agar tak membawa penyakit kedalam kandang.
Jika memakai sandal/sepatu, maka telapak alas kaki itu harus dicelup.
2.6.3
Sanitasi peralatan
Semua
peralatan harus dijaga kebersihanya. Ember tempat membawa pakan/minum harus
dicuci dengan sabun setiap selesai diapakai agar tidak berjamur. Tempat pakan
dan minumpun harus dibersihkan setiap hari.
2.6.4
Sistem penyimpanan pakan
Pakan tidak
boleh disimpan ditempat yang lembab karena akan membuatnya berjamur hingga
tengik. Pakan yang tengik membuat puyuh turun nafsu makannya, bahkan bisa
keracunan. Pakan harus dihindarkan dari tikus.
2.6.5
Hindarkan kontak dengan Unggas lain
Tidak boleh ada hewan apalagi unggas
yang masuk kekandang puyuh karena bisa membawa penyakit
2.7
Dampak
Terhadap Masyarakat
Apabila manajemen kandang kita tidak
bagus, maka akan banyak dampak negatif yang muncul seperti bau kandang
(amoniak). Hal ini dapat juga berefek pada persepsi negatif yang ada di masyarakat seperti flu burung,
wabah penyakit yang menular, dsb yang dapat membuat usaha puyuh kita tidak
dapat berlanjut. Untuk itu manajemen sanitasi yang baik dapat membuat bau ini
diminimalisir. Pastikan kotoran puyuh selalu dibersihkan setiap hari dan
dikeluarkan dari kandang minimal 1 bulan sekali. Kotoran puyuh ini dapat juga
bernilai ekonomis karena kandungan proteinnya yang tinggi. Berguna untuk pupuk
dan pakan ikan.
Kami
menerapkan program kemitraan inti plasma, dan memberikan ilmu budidaya puyuh
ini secara Cuma-Cuma kepada masyarakat sekitar dan untuk umum. Dampak Sosial dari bisnis ini justru diharapkan dapat terjadi
Multiplyer Effect dan Trickle Down Effect dari program ini. Dimana tingkat
pengangguran berkurang, tingkat kemiskinan berkurang dan berefek pula pada
berkurangnya tingkat kriminalitas dan aktivitas kemaksiatan di sekitar lokasi bisnis kami. Pendapatan masyarakat meningkat minimal 20% di tahun pertama dan
harapannya semua penerima manfaat atau peternak binaan dari program ini tidak
ada yang berada di bawah garis kemiskinan ($2/hari) dalam 12 bulan program ini
bergulir atau 12 bulan setelah penerima manfaat mendapatkan pelatihan,
pembinaan dan pendampingan dari program ini. Dan di kemudian hari rantai
kemiskinan keluarganya terputus dari rantai kemiskinan dan manfaatnya dapat
dirasakan oleh orang-orang disekitar para peternak binaan.
2.8
Pembatalan pesanan
Hati-hati apabila kita mendapatkan
pesanan apalagi dengan skala yang cukup besar. Pernah ada produsen yang pernah mengalami pembatalan pesanan yang cukup
besar. Padahal
biaya produksi sudah dikeluarkan. Untuk itu
kami akan lebih detail dalam memilih konsumen. Mempelajari spek dan
kontraknya. Jika tidak ada hitam diatas putih maka kita buatkan. Selain itu
quality control dari produk kita harus senantiasa dijaga. Mencoba dan meriset sendiri produk yang
dihasilkan dan mengembangkannya hingga dapat melakukan penetrasi pasar dengan aneka
variasi produk lainnya dari puyuh ini. Dan jangan pernah bergantung pada 1
konsumen besar, apalagi jika ia adalah tengkulak (bakul). Kuasai pasar dari
hulu hingga hilir.
2.9
Siap berhadapan dengan Industri
Besar & Pesaing Jawa
Telur puyuh dari jawa (timur dan
tengah) dan dari perusahaan besar yang ada di Jogja memang menjadi momok
tersendiri bagi peternak lokal (Jawa Barat dan Banten). Ketika harga disini Rp
280/butir mereka bisa menjual dengan harga yang sangat murah s.d Rp180/butir
(Desember 2013). Tentu saja ini membuat persaingan tidak sehat dan telur lokal
tersingkir. Para peternak lokal akhirnya tidak jual ke pasar tradisional
melainkan langsung ke end-user
seperti pedagang bubur, warung-warung dan konsumen rumah tangga. Namun, saat
ini harga sudah stabil bahkan melambung tinggi sampai diatas Rp 300,00/butir
dikarenakan harga pakan yang tinggi, dampak dari dilarangnya import jagung.
Keunggulan produk kami ialah produk puyuh dari hulu s.d hilir (aneka ragam
produk dari puyuh baru menetas hingga bertelur). Dan bisnis kami tidak sekedar
bisnis, tetapi juga pemberdayaan masyarakat di pedesaan serta masyarakat umum.
Siapapun boleh belajar dan budidaya puyuh. Sesuai slogan kami, “Puyuh Untuk
Semua”. Kami melakukan kegiatan training budidaya puyuh secara cuma – cuma,
tanpa kewajiban apapun. Hal ini dimaksudkan agar para peternak memahami dan mengerti betul tentang tata cara budidaya puyuh, dari
manajemen kandang, manajemen pakan, karakteristiknya, dsb.
Konsep
ini akan di scale up ke desa-desa lain disekitarnya. Dengan konsep one village
one product. Untuk beberapa daerah lain yang di scale up dengan konsep ini,
kami akan coba membangun leadership dari peternak binaan (lokal) dari daerah
tersebut. Mereka akan dibina untuk menjadi leader dan social entrepreneurs.
Sehingga kita harapkan akan ada exit program dan sepenuhnya dikelola oleh
masyarakat sekitar dengan dipimpin oleh peternak diantara mereka yang sudah
dikader lebih intens. Kami akan mengembangkan pola gapokter (Gabungan Kelompok
Ternak) Ã
pokter (Kelompok Ternak).
2.10
Tidak
mencapai target penjualan
Untuk mengatasi hal ini, dibutuhkan kerja cerdas, cermat dan keras. Untuk
itu planning yang baik, strategi marketing yang tepat diiringi dengan kerja
keras sangat diperlukan dalam memenuhi
target penjualan. Target penjualan diperlukan untuk menilai dan memacu kinerja
usaha. Barang harus lekas terjual, karena
komoditi ini merupakan komoditi yang tidak tahan lama, terlalu riskan untuk disimpan
terlalu lama di gudang. Oleh karena
itu, diusahakan segera terjual
2.11
Mitra
(suplier & konsumen) yang tidak jujur
Untuk hal ini dibutuhkan kecermatan dalam menseleksi agen dan distributor
lapangan, disertai dengan MOU yang jelas (hitam diatas putih) dan akad
perjanjian yang jelas dan saling menguntungkan. Pencatatan administrasi pun akan
diperketat. Transaksi diharapkan bisa full
cash & delivery tanpa ada yang membeli dengan akad kredit.
2.12
Modal yang
Kurang
Sementara ini modal yang berputar
dalam usaha budidaya puyuh kami murni berasal dari kantong pribadi tanpa ada
investor lur. Namun, tidak menutup
kemungkinan kami akan
membuka investor dari luar. mengandalkan investor yang ada. Prioritas
pertama kami adalah pendanaan dengan akad pinjaman lunak dari Modal Ventura IA-ITB, dimana saya merupakan alumninya serta dana grantee dari kontes atau kompetisi
bisnis plan. Namun jika hal ini mengalami
kebuntuan kami akan mencari prioritas lain, baik pengajuan permodalan ke alumni-alumni atau pengusaha secara personal atau prioritas terakhir
menggunakan jasa perbankan. Itupun jika kami membutuhkan permodalan tambahan.
Kami saat ini fokus pada pembesaran usaha dengan swadaya atau sumber daya yang
ada.
2.13
Fluktuasi
Harga Jual
Harga dari
berbagai produk budidaya puyuh rata-rata bersifat Cost-Driven atau bergantung dari fluktuasi harga bahan bakunya
(HPP). Harga khususnya telur puyuh amatlah fluktuatif. Jika salah-salah
mengambil kebijakan bisa saja yang awalnya untung menjadi buntung akibat
perubahan harga ini. Untuk itu kita harus bisa menguasai permainan harga pasar.
Salah satunya dengan tidak mengikuti arus pasar atau dengan membuat pasar baru
yang tidak tergarap pasar lain. Contohnya dengan tidak menjual produk ke pasar
induk melainkan langsung ke warung-warung. Bisa juga dengan membuat nilai tambah
dari produk kita dengan merubah dari barang mentah (telur, daging) menjadi barang
setengah jadi (telur rebus, daging puyuh ungkep) atau bahkan menjadi barang
jadi (sate telor puyuh, puyuh bakar/goreng). Berikut List produk kami, beserta
harga jual, HPP dan marginnya per 4 Februari 2016 :
No.
|
Produk
|
Harga Jual
|
HPP
|
Margin
|
1.
|
Pelatihan Budidaya Puyuh
|
Gratis
|
Tenaga & ilmu
|
Gratis (0)
|
2.
|
Pendampingan Usaha Puyuh
|
Gratis
|
Tenaga, ilmu, transport
|
Gratis (0)
|
3.
|
Telur
|
Eceran : Rp 320/butir
Grosir : Rp 300/butir
|
Rp 280/butir
|
Eceran: Rp 40
Grosir : Rp 20
|
4.
|
Telur Tetas
|
Rp 1.000/butir
|
Rp 350/butir
|
Rp650/butir
|
5.
|
Telur matang
|
Rp 400/butir
|
Rp 350/butir
|
Rp50/butir
|
6.
|
Telur asin
|
Rp 600/butir
|
Rp 450/butir
|
Rp150/butir
|
7.
|
Telur embrio (gagal tetas)
|
Rp 500/butir
|
Rp 350/butir
|
Rp150/butir
|
8.
|
Daging Puyuh
|
Rp 6.500,00
|
Rp 4.500,00
|
Rp2.000,-
|
9.
|
Puyuh Ungkep
|
Rp 10.000,00
|
Rp 6.000,00
|
Rp4.000,-
|
10.
|
Bibit Usia 30 Hari
|
Rp 10.000,00
|
Rp 8.500,00
|
Rp1.500,-
|
11.
|
Bibit Usia 2 Bulan
|
Rp 20.000,00
|
Rp 15.000,00
|
Rp5.000,-
|
12.
|
DOQ
|
Rp 2.500,00
|
Rp 1.500,00
|
Rp 1.000,
|
13.
|
Kandang
|
Rp 750.000,00
|
Rp 700.000,00
|
Rp50.000,-
|
14.
|
Inkubator (Mesin Penetas Telur Semi
otomatis) kap.600
|
Rp 1.750.000,00
|
Rp1.400.000,00
|
Rp350.000,-
|
15.
|
Pakan per sak
|
Rp 300.000,-
|
Rp275.000,00
|
Rp25.000,-
|
16.
|
Kotoran
|
Gratis (boleh infak)
|
Gratis
|
Gratis
|
17.
|
CSR
|
Optional
|
Optional
|
Optional
|
2.14
Miss Management dan Masalah Ketenagakerjaan
Miss Management dapat terjadi apabila SDM pengelola usaha kita
bermasalah. Baik itu masalah ilmu, kelalaian, maupun fraud (penyalahgunaan) yang disebabkan oleh etika dan sifat buruk
SSM tersebut. SDM merupakan aset perusahaan. Untuk itu SDM perlu dijaga dengan
baik, dikembangkan (improve/up-grade)
kemampuannya, serta selektif saat melakukan proses rekrutmen. Program penjagaan
SDM ialah dengan memberikan upah atau gaji yang layak bagi mereka, membuat
mereka nyaman dan fokus saat bekerja serta tidak memikirkan masalah lainnya.
Saya berencana memberikan 50% penghasilan bersih untuk dibagikan kepada para
karyawan setiap akhir pembukuan berdasarkan prestasi masing-masing.
Dalam hal rekruitmen, setiap calon
karyawan harus diseleksi secara ketat. Mereka harus diseleksi langsung oleh owner (kami) langsung, kami juga harus
tahu latar belakangnya secara personal maupun keluarganya. Akan lebih baik
calon karyawan merupakan orang yang direkomendasikan karyawan lain yang sudah
kita percaya. Untuk lebih amannya, kita harus tahu persis tempat tinggal dan
keluarganya.
Dalam hal improving karyawan, maka harus diprogramkan agar SDM kita memiliki
peningkatan kapasitas baik secara formal, informal maupun non formal. Bagi yang
belum tamat SLTA maka kita berikan program paket A, B dan C dengan tanpa
mengganggu kinerja mereka di tempat kerjanya. Sedangkan bagi yang sudah tamat
SLTA diberikan beasiswa kuliah bagi yang berprestasi dan bisa dibina untuk
memegang tugas-tugas administratif dan manajerial. Peningkatan kapasitas
informal juga bisa dilakukan dengan pendekatan kekeluargaan sambil mengcoaching
sisi-sisi kekurangan SDM tersebut atau
bahkan dengan metode learning by doing,
yaitu melatih mereka dengan memberikan tugas khusus. Sedangkan sesekali SDM
juga bisa diikutkan dalam pelatihan, seminar, workshop yang ada.
2.15
Dampak Terhadap
Lingkungan
Dampak terhadap lingkungan paling tidak terletak pada tiga hal, yaitu pra produksi, saat produksi dan pasca panen (produksi). Pada prinsipnya, pengelolaan peternakan
puyuh kami akan menggunakan sistem manajemen
zero waste. Sehingga limbah yang
dikeluarkan sekecil mungkin, dan aman bagi lingkungan, bahkan bisa jadi tidak
menghasilkan limbah sama sekali.
2.15.1 Pra produksi
Pra produksi akan banyak bahan baku yang
masuk area peternakan, seperti :
-
Bahan baku pakan : bekatul, biji kedelai, bungkil kacang tanah, bungkil
kapuk, bungkil kedelai, bungkil kedele, bungkil kelapa, bungkil kelapa sawit,
caco3, cantel/sorgum, cgm, corn gluten feed (cgf), corn gluten meal (cgm), cpo,
dedak halus, dedak padi, dl-meth, dl-methionine, gaplek, garam, jagung, kapur,
konsentrat petelur dara, konsentrat petelur stater, l-lysine, meat bone meal
(mbm), menir, minyak ikan, molases, nacl, pollard, premix, premix boiler,
premix layer, sorgum, tepung ampas
tempe, tepung ampas tahu, tepung bekicot, tepung cacing, tepung ikan,
tepung limbah udang, tepung rumput, tepung singkong.
-
Bahan baku kandang: papan, kayu reng, kawat ram, paku reng & paku
tripleks, bambu, karung, tripleks, dsb
-
Bahan baku olahan puyuh: jeruk nipis, batang serai, daun salam, daun
jeruk, bawang putih, bawang merah, kunyit, jahe, kemiri, ketumbar, garam
Untuk itu seminimal mungkin bahan baku
ini tidak berdampak pada lingkungan baik pencemaran udara, air dan tanah.
Disediakan tempat penyimpanan khusus dan bahan baku ini dibeli saat betul-betul
akan berproduksi sesuai kebutuhan.
2.15.2 Saat
Produksi
Saat produk tentunya akan ada limbah
kotoran puyuh. Limbah ini akan kami berikan kepada petani sekitar agar berguna
bagi ladang dan perkebunannnya. Bisa juga diberikan kepada pembudidaya ikan,
khususnya ikan lele untuk pakan.
2.15.3 Pasca Panen (Produksi)
Pasca panen paling tidak akan ada limbah hasil penetasan puyuh,
bangkai puyuh yang mati, telur yang tidak sempurna, telur tetas yang gagal
menetas, dsb. Untuk limbah yang bisa diproduktifkan seperti telur tetas yang
gagal menetas bisa dijual lagi ke pemancingan lele galatama, bangkai puyuh bisa
diolah lagi untuk pakan ikan dengan terlebih dahulu dibakar atau direbus,
cangkah telur bisa dijadikan sumber bahan baku pakan puyuh. Sedangkan sampah
atau limbah bisa dibuang di TPS setempat.