Virus, Bakteri dan Penyakit Pada Puyuh
Seperti unggas lainnya, puyuh juga
amat rentan terhadap penyakit. Untuk itu pencegahan lebih diutamakan
dibandingkan menyembuhkan. Apalagi jika terkena virus mematikan yang dapat
dengan sekejap membunuh ribuan puyuh di kandang kita tanpa tersisa satu pun. Berikut
ini beberapa jenis penyakit puyuh dan pencegahannya :
1.1.1
1. Radang usus (Quail enteritis)
Penyebab: bakteri anerobik yang
membentuk spora dan menyerang usus, sehingga timbul peradangan pada usus.
Gejala: puyuh tampak lesu, mata tertutup, bulu kelihatan
kusam, kotoran berak yang membentuk spora dan menyerang usus, sehingga timbul
peradangan pada usus.
Pengendalian: memperbaiki tata laksana pemeliharaan,
serta memisahkan burung puyuh yang sehat dari yang terinfeksi.
1.1.2
2. Tetelo (NCD/New Casstle Diseae)
Gejala: puyuh sulit bernafas, batuk-batuk, bersin,
timbul bunyi ngorok, lesu, mata ngantuk, kadang berdarah, tinja encer kehijauan
yang spesifik adanya gejala “tortikolis”yaitu kepala memutar-mutar tidak
menentu dan lumpuh.
Pengendalian: (1) menjaga kebersihan
lingkungan dan peralatan yang tercemar virus, binatang vektor penyakit tetelo,
puyuh yang mati segera dibakar/dibuang; (2) pisahkan puyuh yang sakit, mencegah
tamu masuk areal peternakan tanpa baju yang mensucihamakan/ steril serta
melakukan vaksinasi NCD. Sampai sekarang belum ada obatnya.
1.1.3
3. Berak putih/kapur (Pullorum)
Gejala: kotoran berwarna putih, nafsu makan hilang,
sesak nafas, bulu-bulu mengerut dan sayap lemah menggantung.
Pengendalian: sama dengan pengendalian penyakit
tetelo.
1.1.4
4. Berak darah (Coccidiosis)
Gejala: tinja berdarah dan mencret, nafsu makan
kurang, sayap terkulasi, bulu kusam, menggigil kedinginan.
Pengendalian: (1) menjaga kebersihan lingkungan,
menjaga litter tetap kering; (2) dengan tetra chlorine capsule diberikan
melalui mulut; noxal, trisula zuco tablet dilarutkan dalam air minum atau
sulfaqui moxaline, amprolium, cxaldayocox.
1.1.5
5. Cacar Unggas (Fowl Pox)
Penyebab: Poxvirus, menyerang bangsa unggas dari semua
umur dan jenis kelamin.
Gejala: timbul keropeng-keropeng pada kulit yang tidak
berbulu, seperti pial, kaki, mulut dan farink yang apabila dilepaskan akan
mengeluarkan darah. Pengendalian: vaksin dipteria dan mengisolasi kandang atau
puyuh yang terinfeksi.
1.1.6
6. Quail Bronchitis
Penyebab: Quail bronchitis virus (adenovirus) yang
bersifat sangat menular.
Gejala: puyuh kelihatan lesu, bulu kusam, gemetar,
sulit bernafas, batuk dan bersin, mata dan hidung kadang-kadang mengeluarkan
lendir serta kadangkala kepala dan leher agak terpuntir.
Pengendalian: pemberian pakan yang bergizi dengan
sanitasi yang memadai.
1.1.7
7. Aspergillosis
Penyebab: cendawan
Aspergillus fumigatus.
Gejala: Puyuh
mengalami gangguan pernafasan, pada mata terbentuk lapisan putih menyerupai
keju, mengantuk, nafsu makan berkurang.
Pengendalian:
memperbaiki sanitasi kandang dan lingkungan sekitarnya.
1.1.8
8. Cacingan
Gejala: puyuh
tampak kurus, lesu dan lemah.
Pengendalian:
menjaga kebersihan kandang dan pemberian pakan yang terjaga kebersihannya.
1.1.9
9. Snot/Coryza
Snot/coryza adalah penyakit yang
menyerang mata. Puyuh yang terserang matanya menjadi bengkak berlendir dan
berwarna merah. Penyakit ini adalah penyakit utama puyuh yang dengan cepat
menular. Karena sulit diobati, sebaiknya dilakukan pencegahan dengan
menggunakan vaksin CRD/Coryza aktif atau in aktif. Jika beberapa puyuh
kedapatan terjangkit penyakit tersebut, sebaiknya segera dibuang, walaupun
sebernarnya masih bisa diobati dengan suntikan intensif tetapi mahal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar