Avian influenza, atau yang lebih sering disebut dengan flu burung, awalnya merupakan sejenis penyakit infeksi pada burung yang sering menyerang di Indonesia disebabkan oleh virus influenza tipe A subtipe H5 dan H1.
Flu burung memang harus diwaspadai, biasanya terjadi di bulan-bulan pergantian musim dan musim penghujan seperti sekarang, karena itu antisipasi dan pencegahan mutlak dilakukan untuk mencegah penyebaran flu burung maupun penyakit yang lain.
Pencegahan
1. Vaksinasi pada puyuh,ayam dilakukan saat umur 21- 30 hari, dengan cara injeksi (disuntik), karena vaksin yang digunakan adalah vaksin inactive (killed)
2. Pemberian vitamin, baik vitamin untuk telur atau vitamin C dan antistress secara rutin untuk meningkatkan daya tahan puyuh.
3. Membuat suasana kandang menjadi nyaman untuk puyuh dan ayam dengan memperhatikan kepadatan kandang, ventilasi dan pencahayaan.
4. Biosecurity
Adalah segala cara atau usaha untuk mencegah atau menghambat masuknya bibit penyakit terhadap area peternakan yang sehat dengan kondisi lingkungan yang bersih.Dalam menerapkan program biosecurity ada beberapa hal yang hadrus diperhatikan oleh peternak yaitu:
Desinfeksi. Yaitu cara untuk mencegah/menghambat agar bibit penyakit tidak mudah masuk atau terhambat penyebarannya.Yang lazim dilaksanakan peternak selama ini adalah dengan penyemprotan dan desinfeksi peralatan kandang yang akan masuk ke kandang. Desinfektan yang biasa digunakan seperti Peksi Tox atau Desinfektan sejenis. Penyemprotan dapat dilakukan pada rumah kandang, kandang batteray bahkan puyuhnya. Dalam kondisi normal dapat dilakukan 2-3x seminggu setelah membuang kotoran (nimpal), tetapi saat kondisi puyuh kurang baik, sebaiknya dilakukan setiap hari.
Sanitasi. Yaitu cara bagaimana kita menjaga kebersihan kandang baik itu rumah kandang, kandang batteray maupun lingkungan sekitar kandang. Pembersihan kotoran (nimpal) minimal tiap 2 hari untuk puyuh merupakan tindakan yang bijaksana. Pada kondisi kotoran yang basah atau puyuh terserang penyakit, pembuangan kotoran diusahakan setiap hari. Sanitasi juga dilakukan pada tempat minum. Jika menggunakan tempat minum model bel atau pralon, sebaiknya dicuci sehari sekali. Jika menggunakan nipple minimal seminggu sekali dikuras (diglontor) dengan cara membuka penyumbat pipa disetiap ujungnya.
Karantina.
Karantina adalah tindakan pemisahan puyuh yang
kondisinya kurang baik. Puyuh yang dalam kondisi sakit baik berat atau
ringan yang memungkinkan untuk disembuhkan atau menghindari resiko
penularan penyakit ke puyuh lain yang sehat. Puyuh yang dikarantina
ditempatkan di tempat yang berbeda lokasinya dengan yang puyuh sehat.
Calling.
Calling adalah pengeluaran atau afkir sebagian puyuh
yang sakit atau cacat (tidak produktif) agar tidak menularkan penyakit
(sebagai carier) ke puyuh yang sehat dalam satu rumah kandang.
Afkir.
Afkir adalah tindakan pemusnahan seluruh puyuh yang
terserang penyakit dalam satu rumah kandang agar tidak menular ke rumah
kandang puyuh yang sehat. Dengan tindakan ini diharapkan bisa memutuskan
siklus hidup penyakit dalam satu lingkungan kandang.
Lalu lintas dalam kandang.
Lalu lintas dalam kandang ini
meliputi lalu lintas orang (operator kandang), ternak lain dan juga alat
dan perlengkapan kandang. Lalu lintas yang tidak terkontrol dapat
menyebabkan berkembangnya suatu penyakit. Sebagai antisipasi terhadap
kondisi ini peternak harus membatasi orang yang masuk area kandang dan
menyiapkan bak air yang berisi desinfektan untuk cuci kaki, tangan dan
spray badan sebelum masuk kandang.Biosecurity dilaksanakan secara ketat dapat mencegah terinfeksinya puyuh oleh kuman atau bibit penyakit, baik itu yang datang dari luar maupun dari dalam kandang. Sebagaimana pepatah mengatakan “Sedia Payung Sebelum Hujan”, lebih baik mencegah dari pada mengobati, karena dengan pencegahan berarti telah menekan biaya produksi peternakan. Awal keberhasilan dari suatu peternakan adalah penjagaan yang ketat terhadap benteng pertahanan yaitu BIOSECURITY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar