Nama saya Verry Aria Firmansyah, nama panggilan saya Verry. Biasanya sebagian orang memanggil saya Verry, akang, A’, akh, mas, bang, Cul atau pacul, Firman, Ustadz, Ver, Kang, Abi, Pak dll, tergantung tempat dan siapa yang memanggil. Dilahirkan di Bogor, 25 Mei 1987. Lahir dari keluarga biasa-biasa saja dan sempat beberapa kali merasakan masa-masa sulit dalam hal ekonomi di keluarga. Terutama saat SD, SLTP dan SMU. Sehingga sejak kecil terbiasa berhemat, menabung dan memutar otak untuk melanjutkan sekolah dan mendapatkan uang jajan tambahan. Menikmati setiap hari jalan setiap pulang dan pergi sekolah dari rumah di Griya Cibinong Indah (Kandang Roda) hingga ke Jalan Raya Jakarta-Bogor. Bahkan sempat merasakan jalan dari taman topi hingga kandang roda (Cibinong) saat masa-masa sulit dulu. Saat kelas 3 SMA sempat beberapa bulan tidak bisa membiayai sekolah. Namun, alhamdulillah para guru mau memberikan kemudahan terutama saat study tour ke Jawa. Masa-masa sulit tadi justru membuat diriku saat itu terlecut untuk berprestasi, dan alhamdulillah selama kelas 3 selalu ranking pertama di kelas. Walau tahun-tahun sebelumnya tidak pernah berprestasi secara akademik. Pernah bersekolah di TK Puri Kencana (Pondok Rumput) Bogor, kemudian di SDN Polisi 2 Bogor, lanjut ke SLTPN 2 Bogor, kemudian ke SMUN 2 Kota Bogor. Pernah menikmati kuliah di Institut Teknologi Bandung (Bukan Institut Ternak Bandung yah :) ), program studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan dan menyandang gelar Sarjana Teknik dari kampus tersebut. Di tahun-tahun terakhir saat kuliah, saya lebih sering mengikuti perkuliahan bisnis di SBM (Sekolah Bisnis & manajemen) ITB, karena kalau dari jurusan lain kita mengambil kuliah di SBM gratis walau kuotanya dibatasi. Sedang untuk mahasiswa SBM sendiri harus membayar cukup mahal per sksnya. Sebelumnya sempat kuliah di Teknik Industri, Universitas Ars International dan menjadi Ketua Himpunan Mahasiswa Teknik Industri. Saya anak pertama dari 3 bersaudara. Saat kuliah dulu pernah menjadi santri di Pondok Pesantren Mahasiswa (PPM) Miftahul Khoir, Dago-Bandung. Aktivitas saat ini menjadi Wakil Direktur Institut Kemandirian Dompet Dhuafa, sebuah lembaga yang konsen dalam pengentasan kemiskinan dan pengangguran di negeri ini lewat pelatihan dan pendampingan kewirausahaan, vokasional serta program Diaspora Development yang melahirkan Sarjana serta pengusaha lewat pengiriman lulusan SLTA ke luar negeri untuk bekerja sekaligus kuliah. Saya menggemari diskusi khususnya tentang kondisi negeri ini dan perbaikannya, Agama, peternakan dan kondisi bangsa saat ini, penataan kota, pengentasan kemiskinan serta manajemen dan bisnis. Saat kuliah mengambil Skripsi tentang “Pengentasan Kemiskinan Perkotaan melalui Instrumen Dana Zakat, (Studi Kasus : Kota Bandung)” sehingga sedikit banyak memang mendalami tentang ekonomi kota serta kemiskinan perkotaan. Sempat bekerja magang selama 2 bulan (tahun 2008) di NGO Akatiga Research Center, yaitu lembaga riset dan analisis sosial. Waktu itu saya ditugaskan melakukan survei dan pendalaman tentang sektor informal perkotaan, khususnya PKL di Kota Bandung. Saat itu saya banyak bersentuhan langsung dengan para pedagang kaki lima dan pekerja di sektor informal. Kebetulan tahun 2005 s.d 2006 saat masa kuliah dulu saya sendiri juga pedagang kaki lima (PKL) di lapangan Gasibu jualan donat dan tahun 2009 di bawah fly over Pasopati jualan es shanghai dan jus buah. Sehingga dekat dengan sektor informal. Kemudian sempat memimpin team atau menjadi team leader suatu proyek di Bappeda Provinsi Jabar. Proyek tersebut ialah “Kajian Nilai Ekonomi Pembangunan Koridor Bandung-Cirebon”. Setelah selesai mengerjakan proyek tersebut saya sempat ditawari adik salah seorang kepala daerah untuk menginisiasi, memimpin dan mengelola “Urban Waste Management”. Tapi karena saat itu saya juga sedang menyelesaikan studi, saya lebih memilih menekuni dunia pemberdayaan dan perzakatan dengan mengikuti Program ZEDP (Zakat Executive Development Program) yang diadakan Lembaga Zakat Nasional, Dompet Dhuafa Republika tanpa tahu ternyata program tersebut untuk merekrut dan menyaring calon amil. Hingga akhirnya nyemplung di dunia tersebut sampai sekarang. Tahun 2010 saya dan beberapa teman, Ubai dan Iis menjuarai kompetisi bisnis JEA (Junior Entrepreneurship Award) 2010. Ditahun itu pula kami mengikuti PMW (Program Mahasiswa Wirausaha) dan alhamdulillah berhasil didanai. Bisnis yang ditekuni saat itu adalah bisnis tepung Mocaf. Namun, karena perbedaan pilihan hidup akhirnya usaha tersebut kami tinggalkan disaat permintaan pasar tinggi serta banyak investor yang melirik hingga ratusan juta rupiah. Sebelumnya juga sempat membantu kang said (teman se ponpes) membuat usaha Bimbel Ilmi Ganesha. Selain juga mengajar privat. Juga pernah beberapa kali usaha lainnya seperti catering, jualan ikan laut (asin), es shanghai, jual donat, dll. Hobi beternak sudah dari kecil ditekuni dari mulai ikan cupang dan jadi bisnis pribadi saat SD selain jualan biji karet aduan, kemudian Ayam, bebek, burung merpati, lele, gurame, kambing lalu karena lahan yang akhirnya dibangun ortu jadi toko saat SMP maka hobi beternak pun terhenti hingga tahun 2012 coba lagi memelihara kelinci, kemudian tahun 2014 coba kambing (dipelihara di rumah asisten rumah tangga kala itu) dan sedang mencoba burung puyuh saat ini. Sedang hobi olahraga (asal berkeringat saja, tidak menekuni) seperti sepak bola, futsal, tenis meja serta olah raga mikir yaitu catur. Saat ini alhamdulillah memiliki 3 putra (sebenarnya 4 namun anak ke 3 keguguran), yaitu Muhammad Aria Fathifarhat, Muhammad Aria Abdulhamid, dan Muhammad Aria Abdurrahman Hufazh, dari istri tercinta saya Inna Arumsari Fitriany. Saat ini tinggal di Bogor. Begitulahsekilas tentang diri saya
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar